Jumat, 19 Desember 2008

PERINGATI ULANG TAHUN BAGHAWAN

Untuk ketiga kalinya sejak terbentuknya, SSG Batam memperingati Hari Kelahiran Bhagawan Sri Sathya Sai Baba pada setiap 23 Nopember. Acara kali ini diadakan di aula Pura Satyadharma Mukakuning. Meski hujan mengguyur Batam dengan derasnya sejak sore harinya, namun semua Bhakta Sai termasuk juga Bhakta Sai dari komunitas warga India hadir tepat waktu pada acara tersebut. Acara dimulai pada pukul 7 malam dengan rangkaian acara bhajan melantunkan lagu-lagu pujian Bhagawan Sri Sathya Sai Baba, yang dipimpin oleh Bhakta senior yaitu Dewa Gede Vayogayana. Seluruh Bhakta Sai yang hadir, semuanya secara bergantian membawakan lagu-lagu vaforitnya. Semua Bhakta bernyanyi dengan penuh semangat dan penuh antusias.

Di akhir acara Bhajan, ketua SSG Batam yaitu Gusti Ngurah Ray berkesempatan membacakan kata sambutannya. Dengan mengutip wejangan-wejangan dari Bhagawan beliau mengajak setiap Bhakta hendaknya semakin mempertebal rasa Ketuhanannya pada diri masing-masing. Pelayanan kepada masyarakat yang selama ini sudah berjalan, hendaknya terus ditingkatkan lagi. Bhakta Sai harus terjun langsung ke masyarakat memberikan pelayanan, bukan untuk mengasingkan diri dan hanya memikirkan keselamatan diri sendiri dengan melakukan Japa atau Dhyana (meditasi).
Moment perayaan Ulang Tahun Bhagawan ini hendaknya dijadikan moment untuk mereview kembali seberapa jauh perjalanan spiritual yang telah dicapai paling tidak dalam tahun terakhir ini. Dalam sabdanya Sri Bhagawan mengatakan bahwasannya Beliau tidak memiliki hari ulang tahun. Ulang tahun Beliau adalah saat dimana sifat-sifat ketuhanan itu bermekaran di hati setiap Bhakta.

Pada acara tersebut hadir pula Ketua PHDI Kepri yaitu Wayan Catrayasa beserta keluarga. Keluarga beliau semuanya adalah Bhakta Sai Baba. Dalam kepengurusan SSG Batam, Catrayasa menjabat sebagai penasehat SSG Batam.
Dalam kesempatan itu beliau berkenan memotong nasi tumpeng kemudian diberikan kepada ketua SSG Batam, dan selanjutnya pemotongan kue Ulang Tahun Bagawan yang diikuti dengan lagu Happy Birthday.

Bhakta dan undangan secara bergiliran melakukan Arathi yaitu persembahan api suci kehadapan Bhagawan. Acara berakhir sekitar pukul 11 malam diakhiri dengan parama shanti dan bersalam-salaman.

Minggu, 09 November 2008

Dharma Wacana Svami Candra di Batam

Om Sri Sai Ram,

Berbagi ananda, kami mengabarkan bahwa kemarin kita telah kedatangan salah satu Svami Candra (svami sebutan untuk orang suci yang hidup sebagai Brahmana), sebelum melakukan yatra ke Bali,
Beliau menyempatkan diri hadir di Batam, dan Bro. Wayan Catra adalah seorang Ghrastin yang beruntung melayani beliau.
Bhajan dimulai pukul 20.15 dengan alunan OM Karam, dan sepertinya beliau sangat ketat menjaga kekusyukan bhajan dengan memberi isyarat agar anak-anak lebih dijaga,
kemudian beliau mengatakan bahwa bhajan hanya akan sampai pukul 21.00. Masing-masing Sai Bhakta menjadi leader bhajan, dan Svami menutup bhajan hari itu dengan nyanyian "Sai Ram..Sai Ram Sai Sai Ram"
Kemudian akhir puja ditutup dengan arathi oleh Tuan rumah yang diiringi genta oleh Bro. Putu dan tiupan Sangka oleh adik kita Dede, sebagai tanda kemenangan (manggalam).

Didampingi oleh Ketua SSG Batam, Bro. Gusti Rai S. dan Bro. Vijae sebagai translater, Svami memulai wacananya dengan tema kasih (prema) yang dipadu dengan Sai Parenting (aturan menjadi orang tua yang baik menurut Bhagavan),
Svami menceritakan Bhagavan ketika masih kecil yang (permainanNYA/lilaNYA) begitu sempurna, kemudian beliau bertanya "Siapakah anak bagimu?", "Apakah engkau yang menciptakan?",
kemudian beliau bertanya "Begitu anakmu lahir, bagaimanakah kasihmu, setelah setahun, lima tahun, dan sepuluh tahun? apakah sama?". Jika anak yang "keluar" darimu, engkau memiliki kasih yang begitu besar,
bagaimana dengan kasih Bhagavan (Brahman) yang telah "mengeluarkanmu". Beliau selalu menjagamu, selalu melihatmu.
Apakah anakmu adalah milikmu? seharusnya engkau perlakukan anakmu dengan kasih, ajari ia tentang bhajan sedikit demi sedikit. Engkau memiliki tanggung jawab bagaimana anak itu nantinya".

Lebih lanjut Svami mengatakan, "Kita semua adalah anak-anak Tuhan, dan kita memiliki kualitas yang sama dengan Tuhan itu sendiri. Jika engkau memiliki kasih, itulah kekuatan Tuhan yang ada di dirimu, karena Tuhan adalah kasih.
Oleh karena kita memiliki ego, ahamkara, dan keterikatan maka pancaran kasih itu menjadi samar. Jika kita mengembangkan kasih, tidak perlu sadhana/latihan spiritual yang keras untuk menyadari bahwa kita adalah atma".
Beliaupun melanjutkan "Sehabis bhajan engkau melakukan apa? apakah hidupmu selalu diiringi dengan rutinitas bhajan, makan, tidur dan kerja? engkau harus memeriksa apakah hatimu (setelah bhajan) semakin dipenuhi dengan kasih ataukah tidak?
Tidak ada gunanya melakukan rutinitas bhajan tetapi engkau tidak berubah menjadi lebih baik. Kharaktermu haruslah lebih baik seiring sadhana yang engkau lakukan".

"Rahmat Bhagavan begitu berlimpah setiap harinya, tetapi kita selalu memberikan racun pada rahmat Beliau. Terkadang kita selalu menggunakan rahmat Beliau bukan di jalan bhakti.
Diibaratkan dengan sapi yang memberikan kita susu, apakah ia meminta kita untuk membalasnya? Jika engkau diberikan 10 liter susu, tetapi engkau menuangkan setitik racun, apakah susu itu berguna bagimu?
begitu juga dengan rahmat Bhagavan, seperti harta, kedudukan, apakah hal-hal itu membuatmu lebih dekat kepada Bhagavan atau tidak". Kemudian beliau menyarankan "Hiduplah penuh kemurnian, jangan pernah takut, karena Bhagavan bersamamu".
Kemudian beliau bertanya,"Siapakah diantara kalian yang ingin hidup ingin tanpa penderitaan, silahkan acungkan jari?", para Sai Bhakta sambil malu-malu mengacungkan jarinya.
Para Ibu-ibu (Werda Vikas) mengatakan "semuanya Svami", tetapi ada satu saudara Sai yang tidak mengacungkan jarinya, Svami pun bertanya "Mengapa?",
kemudian saudara yang lainnya pun menjawab "He want to Moksa, Svami", diiringi gelak tawa yang hadir Svami pun menjawab kembali "Hiduplah dengan hati yang murni, sehingga Bhagavan berstana di hatimu, bahkan untuk mencapai moksapun
engkau harus menempuh hidup yang murni, hidup dengan kasih, maka penderitaan (karma) pun dapat dilalui". Beliau selalu mengulang kata-kata "Purity, Divinity..".
Untuk menguatkan cinta beliau pun mengatakan bahwa "Esensi atma itu satu, kita banyak di sini tetapi hakikatnya (sambil menunjuk ke hati beliau) kita satu".

Dalam dharmawacananya Svami memberikan tiga tips sederhana untuk Sai Bhakta agar selalu hidup dalam kemurnian, yaitu :
1. Meditasi setiap pagi (note : ini adalah urutan pertama 9 Pedoman Perilaku bagi Sai Bhakta Sai).
Dengan sedikit humor beliau bertanya "Sudahkah kita bermeditasi setiap hari kepada Bhagavan?jika engkau pagi-pagi secara otomatis ke toilet untuk membuang kotoranmu,
kenapa meditasi tidak menjadi kebiasaan yang otomatis seperti halnya kebiasaan ke toilet?" Para Bhakta hanya tersenyum dengan contoh yang unik ini.

2. Berlatihlah namasmaranam setiap hari. Pujalah apapun nama yang engkau cintai, apakah Siva, Visnu, Laksmi, Durga. Efek karma akan terlewati.
Setiap nama pasti akan tersampaikan ke Bhagavan.Kebiasaan ini akan membuatmu mencintai Tuhan.

3. Menjalankan tradisi luhur Hindu di Bali. (note : seperti wacana Bhagavan, "Jangan pernah tinggalkan tradisi leluhurmu yang luhur").
Svami pun bertanya "Disebut apa?"
Kemudian para Bhakta yang hadir pun menjawab beragam "Sembahyang, Tri Sandhya, Panca Sembah", Svami pun menjawab cepat "Ya ! Lakukanlah itu, jangan pernah tinggalkan (don't leave it)".

Sebelum dharma wacana berakhir beliau memanggil satu persatu keluarga Bhakta untuk diberikan CD meditasi (musik) secara gratis.
Dalam kesempatan pertama beliau memanggil Sis. Ayu Yudi yang telah dianugrahi seorang putri. Ini sebagai wujud syukur atas kelahiran sang putri.

Kemudian dharma wacana diakhiri dengan cakupan tangan Svami di depan hidung beliau, sebagai pertanda penghormatan kepada atma yang ada di diri Sai Bhakta yang hadir.
Beliau pun mengucap...
"Bhagavan is GOD,
You are GOD too...
I always see GOD in all of you.
and be GOD.."
Jay Bolo Sai Natha Maharaj Ki...


ditulis kembali,
SSG Batam
Sekretaris

Rabu, 03 September 2008

Peace Prayer

Om Sri Sai Ram,

Terhitung dari kemarin Swami telah merubah "PEACE PRAYER"
Menjadi sbb:

VERSI BARU
SAMASTHA LOKAA SUKHINO BHAWANTU
Dua kata yg di garis bawahi tidak dipisahkan satu sama lain.

VERSI LAMA
LOKAA SAMASTAA SUKHINO BHAVANTU

Adapun alasanya:
Yang LAMA ditujukan pada satu LOKA,yaitu planet bumi saja,
Sementara yg BARU ditujukan ke seluruh LOKA atau planet.
Swami menyebutkan terdapat 14 planet, yang masih ada kehidupan (bukan berwujud mahluk hidup)
di setiap planet yang berbeda.Doa yg baru ini adalah doa perdamaian utk ke 14 planet2 tsb.

Petunjuk:
'A' dilafalkan pendek
'AA' dilapalkan panjang

Anda boleh mulai memperkenalkan doa yg baru ini selekasnya pada saat acara doa bersama atau bhajan.

Rabu, 27 Agustus 2008

Message for Today

Any service, be it in a hospital or in the Bhajan Group, have to be done with humility and reverence.
Only then can they yield chiththa suddhi (purification of mind and thought), which is the main benefit derivable from Service.
The constant recital of the Name of God - any of the million Names by which He is identified by human imagination or intelligence - is the best means of correcting
and cleansing the mind of man...By means of the Name, you can keep God ever neary.

Apapun juga bentuk pelayanan yang diberikan, baik di rumah-sakit maupun di dalam kelompok bhajan,
yang terpenting adalah bahwa pelayanan itu haruslah dilaksanakan dengan sikap rendah hati dan penuh penghormatan.
Sebab hanya dengan demikianlah, akan tercapai chiththa suddhi (pemurnian batin dan pikiran),
yang merupakan manfaat utama yang bisa dipetik dari tindakan pelayanan.
Pengulangan nama-nama Tuhan secara kontinu - melalui jutaan nama-nama-Nya yang bisa diindentifikasi melalui
imajinasi ataupun intellek manusia - merupakan cara terbaik untuk mengoreksi dan membersihkan batin manusia...
Melalui nama-nama Tuhan, engkau akan senantiasa berada dekat dengan-Nya. (Sathya Sai)

Jumat, 18 Juli 2008

Menyambut Guru Purnima 18 Juli 2008

Om Sai Ram Svami,
Bhagavan hamba tidak tahu mengapa tiba-tiba aku mencintaiMU..
dan sejak kapan rasa itu muncul.
saat aku sadar aku mencintaMU..
tiba-tiba aku menyadari bahwa Engkau telah menungguku.
ya, Engkau telah menungguku sekian lama
Menatapku selalu, menanti dan menanti kapan aku siap bertemu denganMU
TanganMU selalu terjulur ke arahku, menanti kapan aku bisa menggapai tanganMU
Betapa beruntungnya kelahiran ini karena telah berjalan denganMU

Bhagavan, pahala apa yang membuat aku berada di lingkaranMU
karma apa yang membuat Engkau menarikku ke dalam cintaMU
sungguh diri ini masih tak pantas menjadi bhaktaMU
sungguh diri ini masih terombang ambing oleh suka, duka, hinaan, pujian..

Bhagavan, ampuni masa laluku yang kelam..
Pimpin kehidupanku ya Purnabrahman..
Aku tak mau sia-sia terlahir di kehidupan..
Bhagavan, hiasilah aku dengan cinta yang tulus kepadaMU


penuh cinta dan bhakti,
anakMU
18 Juli 2008, Guru Purnima

Selasa, 15 April 2008

Renungan

Semoga kita selalu bisa untuk bersyukur, tersenyum dan kuat menghadapi tantangan kehidupan...untukNYA.

"Tanpa adanya rasa bersyukur dalam perilakumu, maka engkau tak bisa berharap untuk dapat menyenangkan hati-Nya melalui tindakan-tindakan yang engkau lakukan. Engkau tak akan memperoleh imbalan kebahagiaan. Ketika engkau sedang berdiri di hadapan pratima dewa/dewi yang engkau puja, setidaknya tersenyumlah. Janganlah berdiri dengan muka yang cemberut! Dengan muka yang sedemikian seriusnya, engkau tak bisa berharap untuk merasakan kebahagiaan. Berbahagialah selalu, sebab kebahagiaan memang merupakan sifat aslimu. Bersikaplah murah senyum di wajahmu. Persoalan dan kesulitan pasti akan kau hadapi dalam kehidupan ini. Kesedihan dan kepedihan kadang-kadang juga akan mampir kepadamu. Namun engkau tidak perlu putus asa dan menangis. Semuanya bersifat sementara. Ibarat awan berlalu yang tidak mungkin bertahan terus-menerus untuk menganggumu. Janganlah menyerah kepadanya; hadapilah dengan kepala yang tegak. Keyakinan yang mantap kepada Tuhan akan membekalimu kepuasan sebagai seorang bhakta yang sejati". - Baba -

Devotion to the Divine will give you bliss, prosperity and peace.

```````````````````````````````````````````````SSG BATAM
+62 0778 - 7285560```````````````````````````````````````````````

Shanti

Om Sri Sai Ram,

Refresh memori kita...
Kenapa kita mengulang Shanti tiga kali setiap akhir mantram?
Bhagavan menjelaskan kepada kita arti yang diterima oleh semua orang dari berbagai agama dan kepercayaan ...

“Shanti” yang pertama diartikan sebagai: “Semoga kita menikmati kedamaian untuk badan jasmani.” Artinya, semoga badan fisik kita tidak menjadi panas oleh karena perasaan cemburu, benci, kemelekatan dan sejenisnya. Apapun juga jenis berita yang kau terima dalam setiap kejadian, engkau harus menerimanya secara tenang dan damai....

“Shanti” yang kedua berkaitan dengan batin (mind). Artinya, engkau harus menjaga batin atau pikiranmu untuk tidak menjadi teragitasi sebagai akibat adanya ucapan-ucapan orang lain terhadap dirimu secara tidak benar....

dan “Shanti” yang ketiga berkaitan dengan ketenangan jiwa. Ketenangan ini hanya bisa dihasilkan melalui cinta-kasih. Dunia ini harus dikembalikan ke jalannya yang benar dan hal itu hanya bisa tercapai melalui jalan cinta-kasih dan kedamaian. Isilah pikiranmu, tindakanmu dan emosimu dengan cinta-kasih, kebenaran dan kedamaian. Mungkin ada orang-orang yang membenci kita, tapi kita sebaiknya (membalas) mencintai mereka juga.

The first Shanthi means: "May we enjoy peace for the body." It means that the body should not get heated by feelings of jealousy, hatred, attachments and the like. Whatever news you receive about any event, you should receive it with calmness and serenity...

The second Shanthi pertains to the mind. You should not get worked up when someone says something about you which is not true....

and the third Shanthi refers to peace of the soul. This peace has to be realized through love. This world has to be brought back on to the rails and it is love and peace alone which can achieve this. Fill your thoughts, actions, emotions with love, truth and peace. There may be people who may hate us but love them too."
- Divine Discourse, December 9, 1985.

SENT WITH PREMA
SAI DEVOTIONAL GROUP BATAM
"semoga kita semakin hari semakin baik dalam sadhana.."