Minggu, 09 November 2008

Dharma Wacana Svami Candra di Batam

Om Sri Sai Ram,

Berbagi ananda, kami mengabarkan bahwa kemarin kita telah kedatangan salah satu Svami Candra (svami sebutan untuk orang suci yang hidup sebagai Brahmana), sebelum melakukan yatra ke Bali,
Beliau menyempatkan diri hadir di Batam, dan Bro. Wayan Catra adalah seorang Ghrastin yang beruntung melayani beliau.
Bhajan dimulai pukul 20.15 dengan alunan OM Karam, dan sepertinya beliau sangat ketat menjaga kekusyukan bhajan dengan memberi isyarat agar anak-anak lebih dijaga,
kemudian beliau mengatakan bahwa bhajan hanya akan sampai pukul 21.00. Masing-masing Sai Bhakta menjadi leader bhajan, dan Svami menutup bhajan hari itu dengan nyanyian "Sai Ram..Sai Ram Sai Sai Ram"
Kemudian akhir puja ditutup dengan arathi oleh Tuan rumah yang diiringi genta oleh Bro. Putu dan tiupan Sangka oleh adik kita Dede, sebagai tanda kemenangan (manggalam).

Didampingi oleh Ketua SSG Batam, Bro. Gusti Rai S. dan Bro. Vijae sebagai translater, Svami memulai wacananya dengan tema kasih (prema) yang dipadu dengan Sai Parenting (aturan menjadi orang tua yang baik menurut Bhagavan),
Svami menceritakan Bhagavan ketika masih kecil yang (permainanNYA/lilaNYA) begitu sempurna, kemudian beliau bertanya "Siapakah anak bagimu?", "Apakah engkau yang menciptakan?",
kemudian beliau bertanya "Begitu anakmu lahir, bagaimanakah kasihmu, setelah setahun, lima tahun, dan sepuluh tahun? apakah sama?". Jika anak yang "keluar" darimu, engkau memiliki kasih yang begitu besar,
bagaimana dengan kasih Bhagavan (Brahman) yang telah "mengeluarkanmu". Beliau selalu menjagamu, selalu melihatmu.
Apakah anakmu adalah milikmu? seharusnya engkau perlakukan anakmu dengan kasih, ajari ia tentang bhajan sedikit demi sedikit. Engkau memiliki tanggung jawab bagaimana anak itu nantinya".

Lebih lanjut Svami mengatakan, "Kita semua adalah anak-anak Tuhan, dan kita memiliki kualitas yang sama dengan Tuhan itu sendiri. Jika engkau memiliki kasih, itulah kekuatan Tuhan yang ada di dirimu, karena Tuhan adalah kasih.
Oleh karena kita memiliki ego, ahamkara, dan keterikatan maka pancaran kasih itu menjadi samar. Jika kita mengembangkan kasih, tidak perlu sadhana/latihan spiritual yang keras untuk menyadari bahwa kita adalah atma".
Beliaupun melanjutkan "Sehabis bhajan engkau melakukan apa? apakah hidupmu selalu diiringi dengan rutinitas bhajan, makan, tidur dan kerja? engkau harus memeriksa apakah hatimu (setelah bhajan) semakin dipenuhi dengan kasih ataukah tidak?
Tidak ada gunanya melakukan rutinitas bhajan tetapi engkau tidak berubah menjadi lebih baik. Kharaktermu haruslah lebih baik seiring sadhana yang engkau lakukan".

"Rahmat Bhagavan begitu berlimpah setiap harinya, tetapi kita selalu memberikan racun pada rahmat Beliau. Terkadang kita selalu menggunakan rahmat Beliau bukan di jalan bhakti.
Diibaratkan dengan sapi yang memberikan kita susu, apakah ia meminta kita untuk membalasnya? Jika engkau diberikan 10 liter susu, tetapi engkau menuangkan setitik racun, apakah susu itu berguna bagimu?
begitu juga dengan rahmat Bhagavan, seperti harta, kedudukan, apakah hal-hal itu membuatmu lebih dekat kepada Bhagavan atau tidak". Kemudian beliau menyarankan "Hiduplah penuh kemurnian, jangan pernah takut, karena Bhagavan bersamamu".
Kemudian beliau bertanya,"Siapakah diantara kalian yang ingin hidup ingin tanpa penderitaan, silahkan acungkan jari?", para Sai Bhakta sambil malu-malu mengacungkan jarinya.
Para Ibu-ibu (Werda Vikas) mengatakan "semuanya Svami", tetapi ada satu saudara Sai yang tidak mengacungkan jarinya, Svami pun bertanya "Mengapa?",
kemudian saudara yang lainnya pun menjawab "He want to Moksa, Svami", diiringi gelak tawa yang hadir Svami pun menjawab kembali "Hiduplah dengan hati yang murni, sehingga Bhagavan berstana di hatimu, bahkan untuk mencapai moksapun
engkau harus menempuh hidup yang murni, hidup dengan kasih, maka penderitaan (karma) pun dapat dilalui". Beliau selalu mengulang kata-kata "Purity, Divinity..".
Untuk menguatkan cinta beliau pun mengatakan bahwa "Esensi atma itu satu, kita banyak di sini tetapi hakikatnya (sambil menunjuk ke hati beliau) kita satu".

Dalam dharmawacananya Svami memberikan tiga tips sederhana untuk Sai Bhakta agar selalu hidup dalam kemurnian, yaitu :
1. Meditasi setiap pagi (note : ini adalah urutan pertama 9 Pedoman Perilaku bagi Sai Bhakta Sai).
Dengan sedikit humor beliau bertanya "Sudahkah kita bermeditasi setiap hari kepada Bhagavan?jika engkau pagi-pagi secara otomatis ke toilet untuk membuang kotoranmu,
kenapa meditasi tidak menjadi kebiasaan yang otomatis seperti halnya kebiasaan ke toilet?" Para Bhakta hanya tersenyum dengan contoh yang unik ini.

2. Berlatihlah namasmaranam setiap hari. Pujalah apapun nama yang engkau cintai, apakah Siva, Visnu, Laksmi, Durga. Efek karma akan terlewati.
Setiap nama pasti akan tersampaikan ke Bhagavan.Kebiasaan ini akan membuatmu mencintai Tuhan.

3. Menjalankan tradisi luhur Hindu di Bali. (note : seperti wacana Bhagavan, "Jangan pernah tinggalkan tradisi leluhurmu yang luhur").
Svami pun bertanya "Disebut apa?"
Kemudian para Bhakta yang hadir pun menjawab beragam "Sembahyang, Tri Sandhya, Panca Sembah", Svami pun menjawab cepat "Ya ! Lakukanlah itu, jangan pernah tinggalkan (don't leave it)".

Sebelum dharma wacana berakhir beliau memanggil satu persatu keluarga Bhakta untuk diberikan CD meditasi (musik) secara gratis.
Dalam kesempatan pertama beliau memanggil Sis. Ayu Yudi yang telah dianugrahi seorang putri. Ini sebagai wujud syukur atas kelahiran sang putri.

Kemudian dharma wacana diakhiri dengan cakupan tangan Svami di depan hidung beliau, sebagai pertanda penghormatan kepada atma yang ada di diri Sai Bhakta yang hadir.
Beliau pun mengucap...
"Bhagavan is GOD,
You are GOD too...
I always see GOD in all of you.
and be GOD.."
Jay Bolo Sai Natha Maharaj Ki...


ditulis kembali,
SSG Batam
Sekretaris